Waduk Notopuro yang terletak di Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, tepatnya di Dusun Notopuro ini bersifat waduk tadah hujan yang menampung air dari resapan-resapan di sekitar hutan lereng Gunung Pandan. selain memiliki panorama yang memikat, khususnya ketika matahari terbit dari ufuk timur, waduk notopuro juga dijadikan sebagai sarana pemancingan umum, dari berbagai kota selalu datang untuk menunjukkan kebolehan mereka dalam menangkap ikan.
“ Di sini itu ramainya kalau hari sabtu dan minggu mas, banyak anak-anak remaja beserta keluarga yang datang bermain ke sini, kalau hari-hari biasa ya sepi,“ Ujar Wardi, warga setempat . Lanjutnya, Selain sebagai sarana irigasi serta budidaya ikan rakyat, waduk notopuro ini memang banyak digunakan sebagai wahana rekreasi keluarga dan remaja.
Lokasi Waduk Notopuro jika di tempuh dari arah Kota Caruban, berjarak ± 15 km kearah utara melewati Kantor Kecamatan Pilangkenceng. Saat ini akses jalan menuju Waduk Notopuro sudah bagus dengan kondisi jalan aspal dan terhubung langsung dengan jalan menuju Waduk Kedungbrubus, sehingga menikmati wisata ke Waduk Notopuro, bisa diteruskan menikmati indahnya panorama Waduk Kedungbrubus sambil melewati rindangnya hutan jati.“ memang kalau di lihat air bendungan cukup banyak dibanding Kedungbrubus, namun tidak begitu banyak yang mancing di sini, mereka lebih suka memancing di Waduk Kedungbrubus,” ungkapnya. (jo).
0 Komentar untuk " Sejarah waduk notopuro"